Bedah Buku Karya 3 Alumni Al-Muayyad & Talkshow Santri Pun Bisa menulis


Puasa Instant Selera Remaja
Kecenderungan remaja saat ini memang ingin memperoleh sesuatu dengan secara gampang dan instant. Tak beda halnya ketika ingin mengetahui hukum-hukum puasa.
Dalam rangka memeriahkan bulan Ramadhan 1431 H dan apresiasi terhadap karya alumni, Ikatan Pelajar Madrasah Al-Muayyad (IPMA) bekerjasama dengan penerbit Tiga Serangkai mengadakan acara Bedah Buku Karya 3 Alumni Al-Muayyad & Talkshow Santri Pun Bisa menulis di Pesantren Al-Muayyad, Ahad 15 Agustus 2010.
Buku pertama yang dibedah adalah Fiqih Puasa untuk Remaja yang ditulis oleh Drs. KH. Dian Nafi’, MPd mantan Kepala sekolah SMA Al-Muayyad.
“Inilah yang coba ditulis KH. Dian Nafi, menyajikan buku yang instant sesuai selera remaja. Meski instant buku Fiqih Puasa untuk Remaja ini masih menjalur ilmunya sampai Rasulullah SAW”. Ungkap KH. Abdul Rozaq Shofawi, Pengasuh Pesantren Al-Muayyad dalam sambutannya.
Buku Fiqih Puasa untuk Remaja memuat 30 masalah fiqih yang sering dipertanyakan oleh kalangan remaja. Buku itu juga mengabungkan antara pengetahuan agama dengan ilmu lain, seperti dengan ilmu fisika tetntang bab tata surya kaitannya dengan perhitungan rukyat dan hilal, juga biologi kaitanya system organ manusia yang berkaitan dengan makanan yang membuat muntah.
Syafawi Akhmad Khadafi yang menjadi pembedah buku juga mengatakan kalau buku karangan pengasuh pesantren Al Muyyad Cab. Windan itu cocok untuk para remaja.
“ Buku ini mengungkapkan permasalahan ilmu fiqih dalam bahasa sederhana sehingga mudah dipahami oleh anak muda” terang Mahasiswa Universitas negeri Yogyakarta itu.
Dalam gelaran yang selain dihadiri ratusan siswi SMP, MA dan SMA juga dihadiri para guru, pengurus pondok dan para alumni yang dating dari berbagai kota. Penulis buku juga hadir langsung. KH. Dian Nafi’ mengatakan buku karangannya mengacu pada Al fiqh Al 'Am atau Fiqih Umum. Dalam penyusunannya ia dimudahkan oleh perangkat lunak digital yang memuat ribuan kitab rujukan yang merupakan pemberian KH. Mustofa Bisri. Pak Dian, demikia ia biasa disapa mengaku sewaktu nyantri di Al-Muayyad adalah santri yang nakal. “ Jadi santri yang nakal, kebanyakan nantinya jadi penulis, hehe..” candanya.
“Santri yang nakal saja bisa jadi penulis apalagi santri yang alim…” sela moderator acara, Miftahul Abrori yang langsung diamini oleh Pak Dian.
Selain buku diatas 2 buku karya alumni Al-Muayyad juga dibedah antara lain buku Aku Menikah Maka Aku Kaya, karya Yazid Muttaqin dan Dalam Naungan Mukjizat Cinta (Antologi Fiksi) karya H. Tirtayasa. Keduanya alumni MA Al-Muayyad 1994
Yazid mengatakan semua kisah dalam buku yang ditulisnya adalah kisah nyata yang dituturkan langsung oleh pelakunya kepada penulis.
“Sepeti kata pembedah buku, setelah menikah kita akan kaya, baik secara materi maupun secara bathin. Kaya hati, kaya cinta dan sebagainya”. Ungkap penulis asal Tegal itu.
Karena tidak dapat hadir langsung H. Tirtayasa yang berdomilisi di Natuna, Riau melakukan teleconference dengan moderator. Para santri yang hadirin tampak khusu’ mendengan pembicaraan via telpon tersebut yang dihubungkan dengan sound. Tirtayasa mengungkapkan proses pembuatan bukunya dan ia juga mengaku waktu di Al-Muayyad termasuk santri mbeling. Kiai Rozaq juga sempat melakukan percakapan langsung dengan Tirtayasa.
“ Kalau dulu sewaktu di pondok kamu sering aku marahi sekarang aku minta maaf. Itu semua kulakukan karena cinta. Cinta guru kepada murid”. Tandas kiai Rozaq.
Reporter : Ashfiya Nur Atqiya & Nirwan Kusuma , MA Al-Muayyad Surakarta. Jl.KH.Samanhudi, 64, Surakarta 57142

Dalam rangka memeriahkan bulan Ramadhan 1431 H dan apresiasi terhadap karya alumni, Ikatan Pelajar Madrasah Al-Muayyad (IPMA) bekerjasama dengan penerbit Tiga Serangkai mengadakan acara Bedah Buku Karya 3 Alumni Al-Muayyad & Talkshow Santri Pun Bisa menulis di Pesantren Al-Muayyad, Ahad 15 Agustus 2010.
Buku pertama yang dibedah adalah Fiqih Puasa untuk Remaja yang ditulis oleh Drs. KH. Dian Nafi’, MPd mantan Kepala sekolah SMA Al-Muayyad.
“Inilah yang coba ditulis KH. Dian Nafi, menyajikan buku yang instant sesuai selera remaja. Meski instant buku Fiqih Puasa untuk Remaja ini masih menjalur ilmunya sampai Rasulullah SAW”. Ungkap KH. Abdul Rozaq Shofawi, Pengasuh Pesantren Al-Muayyad dalam sambutannya.
Buku Fiqih Puasa untuk Remaja memuat 30 masalah fiqih yang sering dipertanyakan oleh kalangan remaja. Buku itu juga mengabungkan antara pengetahuan agama dengan ilmu lain, seperti dengan ilmu fisika tetntang bab tata surya kaitannya dengan perhitungan rukyat dan hilal, juga biologi kaitanya system organ manusia yang berkaitan dengan makanan yang membuat muntah.
Syafawi Akhmad Khadafi yang menjadi pembedah buku juga mengatakan kalau buku karangan pengasuh pesantren Al Muyyad Cab. Windan itu cocok untuk para remaja.
“ Buku ini mengungkapkan permasalahan ilmu fiqih dalam bahasa sederhana sehingga mudah dipahami oleh anak muda” terang Mahasiswa Universitas negeri Yogyakarta itu.
Dalam gelaran yang selain dihadiri ratusan siswi SMP, MA dan SMA juga dihadiri para guru, pengurus pondok dan para alumni yang dating dari berbagai kota. Penulis buku juga hadir langsung. KH. Dian Nafi’ mengatakan buku karangannya mengacu pada Al fiqh Al 'Am atau Fiqih Umum. Dalam penyusunannya ia dimudahkan oleh perangkat lunak digital yang memuat ribuan kitab rujukan yang merupakan pemberian KH. Mustofa Bisri. Pak Dian, demikia ia biasa disapa mengaku sewaktu nyantri di Al-Muayyad adalah santri yang nakal. “ Jadi santri yang nakal, kebanyakan nantinya jadi penulis, hehe..” candanya.
“Santri yang nakal saja bisa jadi penulis apalagi santri yang alim…” sela moderator acara, Miftahul Abrori yang langsung diamini oleh Pak Dian.
Selain buku diatas 2 buku karya alumni Al-Muayyad juga dibedah antara lain buku Aku Menikah Maka Aku Kaya, karya Yazid Muttaqin dan Dalam Naungan Mukjizat Cinta (Antologi Fiksi) karya H. Tirtayasa. Keduanya alumni MA Al-Muayyad 1994
Yazid mengatakan semua kisah dalam buku yang ditulisnya adalah kisah nyata yang dituturkan langsung oleh pelakunya kepada penulis.
“Sepeti kata pembedah buku, setelah menikah kita akan kaya, baik secara materi maupun secara bathin. Kaya hati, kaya cinta dan sebagainya”. Ungkap penulis asal Tegal itu.
Karena tidak dapat hadir langsung H. Tirtayasa yang berdomilisi di Natuna, Riau melakukan teleconference dengan moderator. Para santri yang hadirin tampak khusu’ mendengan pembicaraan via telpon tersebut yang dihubungkan dengan sound. Tirtayasa mengungkapkan proses pembuatan bukunya dan ia juga mengaku waktu di Al-Muayyad termasuk santri mbeling. Kiai Rozaq juga sempat melakukan percakapan langsung dengan Tirtayasa.
“ Kalau dulu sewaktu di pondok kamu sering aku marahi sekarang aku minta maaf. Itu semua kulakukan karena cinta. Cinta guru kepada murid”. Tandas kiai Rozaq.
Reporter : Ashfiya Nur Atqiya & Nirwan Kusuma , MA Al-Muayyad Surakarta. Jl.KH.Samanhudi, 64, Surakarta 57142
Terakhir Diperbaharui ( Rabu, 25 Agustus 2010 13:18 )