Kamu mirip Ariel Peterpen atau mirip Mulan Jameela?. Udah basi kalee.., Di serambi masjid Al-Muayyad , Selasa 13 Januari 2009, semua siswa SMP, SMA dan MA Al-Muayyad, Solo heboh. Kata orang nih, ada yang mirip Nabi Yusuf.Beneran?

            Yup, ternyata eh ternyata di serambi Masjid Al-Muayyad ada acara kerja bareng IPMA (Ikatan Pelajar Madrasah Al-Muayyad) , FLP Jawa Tengah serta penerbit Indiva Media Kreasi (IMK), Solo  dengan tema Bedah Cerpen “ Kata Orang Aku Mirip Nabi Yusuf” dan Talkshow “Sastra, Antara Menulis dan Media. Acara  itu mengupas abis tentang cerpen Kata Orang Aku Mirip Nabi Yusuf(KOAMNY) salah satu judul sebuah kumpulan cerpen karya 15 penulis FLP Jawa Tengah.

            Bedah Cerpen yang di moderatori Miftahul Abrori, Alumnus MA Al-Muayyad 2006  itu “menampilkan” Aries Adenata (Penulis cerpen KOAMNY) dan Deasylawati (IMK). Kedua narasumber ini aktif nulis di FLP dan di penerbit  IMK. Bertindak sebagai pembedah Pak Zainal Abidin,Guru Al-Muayyad  yang menyukai sastra.

            Acara dimulai dengan sambutan singkat Bapak Sujarwanto, guru Bahasa Indonesia. Dilanjutkan Bapak KH Abdul Rozaq Shofawi, Pengasuh pondok, yang mengatakan nilai-nilai sastra terkandung dalam Al-Quran. “ Seperti Gus Mus,santri juga harus bisa menulis”tandasnya.

“Saya tadi dikasih buku sama panitia. Kata orang aku mirip Nabi Yusuf ,ya...?” canda Pak Kiai di akhir sambutan yang kontan membuat semua santri tersenyum.

            Kemudian pak Zainal mulai ngebahas cerpen. “Cerpen KOAMNY, mengisahkan seseorang yang tidak percaya dirinya mirip Nabi Yusuf, walaupun banyak orang yang mengatakan bahwa ia mirip Nabi Yusuf”.            Menurut Ustadz muda yang akrab disapa Akang Zain, cerpen ini semacam duplikat kisah nabi Yusuf. Kelebihan novel ini terletak di endingnya, saat ia bertemu pejabat yang mengatakan kalau ia mirip Nabi Yusuf. Ia  meminta jabatan sebagai Bendahara kota, seperti Nabi Yusuf. Tapi hal itu ditolak. “Kamu ngaca dulu” ucap Akang Zain menirukan kata pejabat itu.

            Mas Aries njelasin “Zaman sekarang banyak orang yang ngaku-ngaku mirip Nabi Yusuf. Baik ketampanannya, kecerdasannya, menafsirkan mimpi. Tapi pada kenyataannya mereka tidak bisa dipercaya ketika diberi amanah” Ucapnya.

Mas Aries ternyata punya “ikatan bathin” dengan Al-Muayyad. Rupanya adik keponakannya seorang cewek  pernah nyantri di sini. “ ketika mendengar nama Al-Muayyad saya selalu teringat dengan adik saya. Saya datang ke sini juga karena saya ingin mengenang adik saya. Adik saya meninggal karena suatu penyakit dan saat itu ia duduk di bangku kelas 3 SMA. Sekitar tahun 2005 atau 2006-an” pengakuan Mas Aries sontak membuat suasana merinding. Yang lebih membuat suasana haru mas Aries bilang bahwa sang adik di saat-saat terakhir selalu bilang “mohon kesalahan-kesalahan yang adik perbuat pada kakak dimaafkan”.

            Begitu diberi kesempatan nanya dan diiming-imingi doorprize buku, banyak peserta yang nanya. Ada yang nanya tentang FLP, cara menembus media dan bagaimana cara menerbitkan buku.            

Mbak Deasy yang kebagian njawab tentang menerbitkan buku bilang “ Banyak penerbit yang membutuhkan penulis. Yang penting kita harus tahu sasaran pembaca kita. Dan harus jeli agar tulisan kita disukai redaksi koran, majalah atau editor buku”. Jelas perawat yang banting setir jadi penulis dan dunia penerbitan.

            Selain itu siswa juga dikasih 3 jurus menulis oleh Mas Aries. Semua siswa menyiapkan pena dan buku. Katanya ini adalah jurus dari salah satu sastrawan besar. Saat siswa sudah siap-siap nyatet mas Aries bilang“ Jurusnya yaitu, satu menulis, dua menulis, tiga menulis”.

            “Huuuu, penonton kecewa”. Suasana jadi geer.

 

 Sumber : Documentary Memory of Miftahul Abrori