Pondok Pesantren Al-Muayyad baru-baru ini kedatangan tamu istimewa, grup band papan atas Indonesia, Slank. Band yang digawangi  Bimbim, Kaka, Abdee, Ridho dan Ivan itu silaturahim ke Al-Muayyad pada Senin, 25 Juni 2012 dalam rangkaian acara “Xtraligi Perjalanan Spiritual Slank dan Ki Ageng Ganjur ke Pesantren”.

 Begitu tiba di Al-Muayyad, Slank yang ditemani Bunda Iffet dan Ki Ageng Ganjur  atau Dr Zastrow Al Ngatawi disambut oleh KH. Abdul Rozaq Shofawi, kemudian dijamu makan siang di aula putri. Tampak para personil Slank menikmati sajian makanan khas Solo, seperti nasi liwet dan selat solo. Selesai makan siang, Slank menyambangi studio RAM FM untuk pengambilan jingle suara dan tanda tangan. Lalu para personil Slank mengambil air wudlu untuk sholat Dzuhur.

Para santri yang sudah menunggu di serambi masjid sepertinya tak sabar menunggu gelaran acara selanjutnya yaitu Dialog Budaya yang juga disiarkan live oleh RAM FM. Para personil Slank, Ki Ageng Ganjur dan KH. Abdul Rozaq Shofawi duduk bersila di serambi, diikuti para santriwan dan santriwati, beberapa Slankers dan wartawan yang hadir.

“Alhamdulillah, pondok Al-Muayyad kedatangan Slank dan Kang Sastro. Banyak yang bertanya, kenapa Al-Muayyad mau menerima Slank, saya jawab kenapa anda bertanya seperti itu? Apa salahnya saya menerima Slank? Slank memang hanya menyanyi tapi kita tidak tahu hatinya,” ujar Kiai Rozaq yang disambut tepuk tangan meriah.

Kiai Rozaq juga menjelaskan sewaktu Slank konser di Jombang dan mampir di pondok pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. itu merupakan pondok milik besan Kiai Rozaq.

Dr Zastrow, sebagi pemandu acara mempersilahkan salah satu personil Slank untuk memberi sambutan. Kaka pun berdiri memberi salam.

“Salam Damai buat temen-temen santri Al-Muayyad. Saya bahagia sekali bisa dateng lagi di Solo yang kali ini diawali masuk ke pesantren ini. Walaupun waktunya sedikit tapi bisa kita manfaatkan untuk saling belajar. Ini adalah kota tour ke-24. Silakan temen-temen santri bertanya tentang lagu Slank atau apa yang Slank lewati selama tour. Monggo. Silakan. Bebas yang penting sopan, ” kata Kaka.

Para santri ada yang bertanya tentang bagaimana cara Slank tetap eksis, bagaimana cara Slank yang pernah terkena narkoba tapi berhasil berhenti dan ada yang menanyakan apa Slank setelah menjali tour religi akan membuat album sholawat atau religi.

Yang menarik adalah pertanyaan Subhan Abdillah. Ia menanyakan tentang kiai, santri dan pesantren dimata personil Slank.

“Apakah terbayang seorang remaja yang sarungan, kuper atau terbayang tentang sarang teroris? Dan setelah melakukan kunjungan ke beberapa pesantren, apa Slank berniat membuat pesantren sendiri?. Saya yakin santrinya banyak,” tanya Subhan yang membuat semua yang hadir tertawa riuh.

Kaka mengatakan, dia pernah mengaji dengan ustad di rumah tapi suka kabur.

“Dulu saya juga masuk pesantren, tapi pesantren narkoba. Saya malah berterima kasih setiap ketemu santri selalu diberi senyuman,” jawab Kaka.

Bimbim pun menambahi tentang imej teroris yang dikaitkan dengan pesantren.

“Justru kalau aku ketemu orang yang pakai kopiah dan sarung, aman, tenang, sudah pasti orang baik. Imej teroris itu baru dibentuk akhir-akhir ini dan kayaknya ngak sukses juga. Mana bisa kopiah dan sarung menjadi lambang kekerasan. ” tambah Bimbim.

Bimbim juga mengatakan lagu Slank tentang masalah sosial, lingkungan hidup, keadilan dan anti korupsi itu sudah islami dan sudah relijius meski tak memakai bahasa Arab.

Ivan menanggapi tentang Slank mendirikan pesantren sendiri.

“Niat bikin pesantren ada sih, tapi kita tetap jadi santri bukan kiainya,” kata Ivan.

“Saya nggak setuju Slank buat pesantren. Jatah Kiai habis. Sudah bisa nyanyi, jadi kiai, trus kiainya suruh ngapain? “ kelakar Dr Zastrow.

Slank juga mendapat kenangan-kenangan dari Al-Muayyad dan sebaliknya. Slank juga mendapat kejutan dari Slankers Sragen yang datang memberi sebuah souvenir yang diberi nama Kuil Cinta. Acara sore itu ditutup dengan Kaka yang menyanyikan lagu Ku Tak Bisa dengan diringi grup rebana Ayyada. Sebuah kolaborasi yang menarik dan unik. 

Malam harinya Slank konser di Stadion Sriwedari. Santri Al-Muayyad pun unjuk kebolehan sebelum Slank tampil dengan menampilkan sholawat diiringi musik rebana. (Mivthach A.)

Terakhir Diperbaharui ( Selasa, 08 Januari 2013 15:40 )